Search

Sensasi Kenyang ”Shirataki” – Bebas Akses - kompas.id

Soal makanan pokok, ada falsafah umum yang dipegang banyak orang Indonesia: belum makan jika belum makan nasi. Mau sebanyak apa pun makannya, jika belum bertemu nasi yang dibuat dari beras padi, kenyang belumlah paripurna. Namun, beragam menu lezat berbahan utama beras atau mi shirataki siap meruntuhkan falsafah itu.

KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA

Hidangan nasi shirataki goreng tek-tek salmon di The Betawi Salad, The Senopati Building, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).

Kata shirataki berasal dari bahasa Jepang, yang secara harfiah berarti air terjun putih. Itu lantaran rupa makanan pokok ini yang hampir transparan.

Bahan baku shirataki adalah umbi, yang jika di Indonesia bisa dibuat antara lain dari iles-iles (Amorphophallus muelleri), sedangkan di Jepang umumnya memakai kentang konjac atau konnyaku (Amorphophallus konjac).

Meski kalah tenar dibandingkan nasi dari beras padi di Indonesia, shirataki perlahan tetapi pasti semakin populer seiring viralnya gaya hidup sehat. Dibandingkan nasi dari padi, shirataki rendah kalori dan karbohidrat serta kaya serat glukomanan yang membantu mengendalikan kadar gula darah serta kolesterol.

The Betawi Salad, misalnya, menjadikan nasi shirataki salah satu andalan untuk menggaet konsumen. Tempat makan yang bersebelahan dengan pusat kebugaran di The Senopati Building, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, itu menyasar khalayak yang ingin menjaga kesehatan tubuh dengan mengendalikan, antara lain, asupan karbohidrat, gula, dan garam. Cocok memang The Betawi Salad bersanding dengan pusat kebugaran.

Saat disambangi pada Kamis (6/2/2020) siang, kasir dan pramusaji The Betawi Salad, Fatia Sahara, langsung menunjuk tulisan ”Best Seler: Nasi Goreng Tek-Tek” ketika ditanya menu berbahan utama beras shirataki yang paling direkomendasikan. Faktor istimewa menu ini adalah potongan daging salmon sebagai sumber protein yang nikmat. Jadilah Shirataki Goreng Tek-Tek dipesan.

KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA

Hidangan nasi Shirataki Goreng Tek-Tek Salmon di The Betawi Salad, The Senopati Building, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).

Penampilan luar Shirataki Goreng Tek-Tek Salmon sederhana saja, terdiri dari butir-butir nasi shirataki, potongan salmon, plus potongan dadu tomat dan mentimun, serta sesekali terlihat potongan cabai, menyesuaikan permintaan agar nasi goreng dibuat pedas level sedang. Yang unik kiranya butir shirataki yang sekitar dua kali lebih besar dibandingkan butir nasi pada umumnya serta lebih berkilau ditimpa cahaya.

Sesuap nasi shirataki pun beradu dengan gigi dan lidah, memantik pengalaman santap yang lain dari biasanya. Teksturnya kenyal, sepintas seperti saat mengunyah boba pada minuman kekinian. Rasanya gurih berpadu dengan aroma ikan salmon. Semakin lama, indera pencecap makin terbiasa dengan tekstur shirataki. Cita rasa salmon berkolaborasi untuk makin menggugah selera.

”Pemberian garam saat memasak menu ini sedikit saja,” kata Fatia.

Lalu, bagaimana bisa rasanya gurih? Ia hanya menjawab dengan senyuman. Ada bumbu rahasia agar nasi shirataki gurih dengan sedikit garam. Sesuai cita-cita pendirian The Betawi Salad, garam adalah bumbu dasar makanan yang dikendalikan penggunaannya.

Agar sehat tidak setengah-setengah, sandingkan Shirataki Goreng Tek-Tek Salmon dengan minuman Lean Green Juice. Rasanya kecut segar, dengan rasa manis yang hanya sekilas saja tertangkap indera pencecap. Fatia menuturkan, rasa manis minuman tersebut semata-mata mengandalkan madu. Gula absen sama sekali. Adapun rasa masam disumbang buah apel malang dan kiwi.

Selain itu, ada cita rasa susu yang berkombinasi dengan rasa kacang pada Lean Green Juice. Ini karena ada penambahan susu almon. Bertambah lagi pengalaman kuliner yang unik.

Baca juga : Taman, Belanja, dan Ngopi di Taman Puring…

Harga seporsi Nasi Goreng Tek-Tek Salmon Rp 90.000, sedangkan Lean Green Juice Rp 25.000 untuk satu gelas berukuran besar dan tinggi. Harga belum termasuk pajak.

Nasi baru habis setengah piring, kenyang sudah datang. Padahal, ukuran porsinya tidak jumbo-jumbo amat. Inilah salah satu kelebihan nasi shirataki dibanding nasi biasa. Menghabiskan sepiring shirataki membuat perut enggan menerima makanan lagi dalam waktu dekat.

Shirataki di The Betawi Salad bisa dinikmati dalam rupa menu lainnya, seperti shirataki hainam chicken, nasi liwet Bali, nasi penyet ayam, nasi campur ayam, dan nasi goreng kecombrang tuna. Jangan harap bisa makan nasi putih di sana karena selain shirataki, tempat makan tersebut hanya menyediakan nasi dari beras basmati khas India serta beras merah.

Baca juga : Merayakan Lezatnya Kepala Ikan

The Betawi Salad buka pukul 07.00-21.00 pada hari Senin-Jumat, sedangkan di hari Sabtu pukul 07.00-14.00. Restoran ini tutup hari Minggu.

Mi ”shirataki”

Jika ingin menikmati shirataki dengan bumbu yang lebih meriah, datanglah ke Kopi Kalyan. Sajian utama kafe di Jalan Cikajang, Petogogan, Jakarta Selatan, ini boleh saja aneka rupa kopi, tetapi bukan berarti Kopi Kalyan tidak mampu memuaskan perut yang kelaparan sekaligus lidah yang ingin mencecap kesedapan.

KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA

Mi goreng kebuli berbahan mi shirataki ala Kopi Kalyan, disajikan di kafe itu pada Kamis (6/2/2020), di Jalan Cikajang, Petogogan, Jakarta Selatan.

Mi shirataki ditawarkan sebagai alternatif yang lebih rendah kalori dibanding mi biasa yang berbahan tepung terigu.

Setidaknya tiga varian menu dengan nama yang memikat bisa dipilih untuk menikmati mi shirataki, yakni mi ayam pangsit, mi goreng kebuli, dan laksa. Kekayaan rasa rempah-rempah pada bumbu kebuli membuat pilihan dijatuhkan pada mi goreng kebuli.

Secara tampilan, mi goreng kebuli ala Kopi Kalyan mirip mi goreng Jawa. Hidangan dilengkapi telur mata sapi yang bisa dipilih matang atau setengah matang, daging ayam dan sedikit jeroan, serta sayuran seperti kol, sawi hijau, dan wortel. Tidak lupa, kerupuk.

Setelah dicicipi, baru terasa spesialnya. Mi goreng kebuli membawa cita rasa pedas dari rempah-rempah yang tidak hanya menambah nafsu makan, tetapi juga menghangatkan badan. Sangat pas dengan hawa sejuk yang dibawa hari penuh hujan pada musim ini.

Pengalaman unik tentu juga datang dari bahan utama menu tersebut, mi shirataki. Karena merupakan versi panjang dibanding yang berwujud beras, mi shirataki mirip dengan karet. Elastis dan kenyal. Dipadukan dengan bumbu kebuli, tangan tidak bisa berhenti menggulung dan memasukkan mi ke mulut. Namun, seperti yang versi nasi, mi shirataki juga cepat mengenyangkan. Seporsi mi goreng kebuli berbahan shirataki bisa disantap dengan harga Rp 46.000.

Sudah sampai Kopi Kalyan, tentu sayang jika tidak sekalian mengopi. Karena itu, setelah makan mi shirataki, lengkapi pengalaman menyantap dengan memilih varian sajian kopi di sana. Yang paling direkomendasikan adalah es kopi susu bernama Es Kopi Kalyan, berisi kopi arabika premium, susu sapi segar, krimer, dan gula aren. Satu gelas Es Kopi Kalyan dengan espresso single shot dibanderol Rp 35.000.

Kasir Kopi Kalyan, Donna, mengatakan, sejak ia bekerja di kafe tersebut sekitar tiga bulan lalu, menu dengan bahan utama mi shirataki sudah tersedia. Meski demikian, shirataki belum populer. Rata-rata baru 10 persen konsumen memesan menu mi shirataki.

KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA

Mi goreng kebuli berbahan mi shirataki ala Kopi Kalyan, disajikan di kafe itu pada Kamis (6/2/2020), di Jalan Cikajang, Petogogan, Jakarta Selatan.

Kopi Kalyan melayani pelanggan setiap hari. Pada Minggu-Kamis, kafe buka pukul 07.00-21.30, sedangkan Jumat dan Sabtu pukul 07.00-23.30.

Hardinsyah, Guru Besar Ilmu Gizi IPB University serta Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, menyebutkan, glukomanan pada shirataki adalah kunci keunggulan makanan pokok tersebut. Jadi, bukan hanya shirataki yang bisa memberikan manfaat glukomanan, melainkan juga sejumlah jenis umbi lainnya.

Pangan berglukomanan bisa membantu orang dengan masalah kadar gula darah serta kolesterol tinggi, tetapi bukan dengan hanya datang ke restoran membeli menu shirataki, misalnya, sekali sepekan. Konsumsi shirataki dibutuhkan selama 60 hari, setidaknya.

Pada sisi lain, tidak bisa mengatakan satu jenis makanan lebih sehat dibandingkan jenis lainnya. Sehat dengan nasi dari beras padi tetap bisa tercapai asalkan tidak berlebihan serta asupan protein, vitamin, dan mineral juga cukup. ”Tidak ada pangan yang lebih sehat dibandingkan yang lain. Yang ada adalah susunan makanan yang sehat,” ujar Hardinsyah.

Namun, mengalami bahwa kenyang bisa tanpa nasi, menurut Hardinsyah, juga bagus untuk membuka mata bahwa pilihan makanan pokok jauh lebih luas dibandingkan hanya nasi dari padi atau mi dari tepung terigu. Apalagi Nusantara kaya dengan ragam jenis flora yang bisa jadi alternatif makanan pokok. Mulailah dengan kelezatan menu-menu berbahan shirataki untuk mendapatkan sensasi kenyang tanpa nasi.

Baca juga : Museum Maritim di Tengah Pelabuhan Tanjung Priok

Let's block ads! (Why?)



"nasi" - Google Berita
February 08, 2020 at 07:18AM
https://ift.tt/31zMPv6

Sensasi Kenyang ”Shirataki” – Bebas Akses - kompas.id
"nasi" - Google Berita
https://ift.tt/2IdrjUu

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sensasi Kenyang ”Shirataki” – Bebas Akses - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.