Tembang ”Andaikan Kau Datang Kembali” dilantunkan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pamolango. Tembang itu melengkapi sajian nasi goreng khas Ketua KPK Firli Bahuri yang mengepul siap santap.
Menjelang refrein akhir, Firli pun turut melantunkan lagu karya Koes Plus ini sambil menghampiri Nawawi di depan panggung. Duet kedua unsur pimpinan KPK itu disambut riuh rendah para tamu undangan.
”Saat Pak Firli tadi masak (nasi goreng) kemudian menyanyi, pikiran saya itu ngelantur, ke mana Harun Masiku? Tapi, sejenak lupa dengan menyanyi. Maksud saya, masih banyak pekerjaan ke depannya setelah menyanyi,” ujar Nawawi seusai menyanyi.
Saat Pak Firli tadi masak (nasi goreng) kemudian menyanyi, pikiran saya itu ngelantur, ke mana Harun Masiku?
Suasana pun sontak menjadi hening. Sejenak, ”Andaikan Kau Datang Kembali” dan sajian nasi goreng terlupakan. Harun Masiku, tersangka kasus dugaan suap pergantian antarwaktu anggota DPR 2019-2024, membayang. Firli pun tersenyum.
Nawawi menyanggupi permintaan menyanyi dari Firli ini dalam acara silaturahmi pimpinan KPK, Dewan Pengawas (Dewas), dan pejabat struktural dengan awak media liputan KPK.
Silaturahmi di area kantin Lantai 3 Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020) malam, itu juga menyuguhkan kebolehan Firli memasak. Nasi goreng yang menjadi andalan Firli sejak menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Selatan menjadi menu utama malam itu.
”Saya memang hobi memasak, di Palembang terkenal dengan nasi goreng Kapolda Sumatera Selatan. Hari ini kita nikmati nasi goreng by chef Firli. Saya akan masak,” kata Firli sambil menuju stan dapur.
Nasi goreng Kapolda Sumatera Selatan. Hari ini kita nikmati nasi goreng by chef Firli.
Sang ”Chef” KPK itu mengenakan topi chef dan celemek berwarna putih. Sesekali Firli melempar senyum di hadapan para awak media yang hendak mengabadikan momen. Sambil menyapa, Firli juga menjelaskan singkat cara memasak nasi goreng.
Nasi goreng pertama kali dipersembahkan untuk lima anggota Dewas dan empat unsur pimpinan KPK lainnya. ”Enak nasi gorengnya,” ujar anggota Dewas, Syamsuddin Haris, sambil mengacungkan jempol.
Seusai menyantap nasi goreng, Ketua Dewas Tumpak Panggabean juga sempat berduet bersama Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar. Tak lama setelah itu, Tumpak, Syamsuddin, beserta tiga anggota Dewas lainnya, yakni Albertina Ho, Artidjo Alkostar, dan Harjono, meninggalkan area kantin.
”Rumah Kita”
Sebelum menutup acara, Firli kembali melantunkan lagu. Terakhir, ia menyanyikan lagu ”Rumah Kita” yang menggambarkan, KPK adalah rumah milik bersama, milik rakyat Indonesia yang menaruh harapan dalam pemberantasan korupsi.
Dalam acara yang berlangsung sekitar tiga jam itu, Firli menyampaikan, tujuan acara ini yaitu untuk bersilaturahmi. Ia pun meminta bantuan informasi, salah satunya terkait keberadaan tersangka Harun yang belum ditemukan hingga saat ini.
”Kami sudah menerbitkan (surat) perintah penangkapan. Surat permintaan bantuan kepada Kepolisian RI dalam rangka mencari dan menangkap tersangka (Harun) sudah dilayangkan. Sampai hari ini kami masih terus berusaha bekerja keras untuk menangkap Harun,” ujar Firli.
Sampai hari ini kami masih terus berusaha bekerja keras untuk menangkap Harun.
Baca juga: Harun Masih Belum Masuk DPO, KPK Yakin Bisa Menangkapnya
Harun, calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), memang belum diketahui keberadaannya sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 9 Januari 2020. Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pun belum mencatat adanya kepulangan Harun ke Indonesia.
Terakhir, kementerian tersebut menyebutkan, Harun terbang ke Singapura pada 6 Januari 2020 pukul 11.00. Harun berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju Bandara Changi, Singapura, dengan maskapai Garuda Indonesia GA 832.
Baca juga: Imigrasi Indonesia dan Singapura Pantau Ketat Harun Masiku
Harun yang merupakan caleg PDI-P dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan 1 diduga menyuap mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan. Suap dilakukan agar dapat menggantikan posisi Nazarudin Kiemas, caleg terpilih yang meninggal pada Maret 2019.
Wahyu telah menerima Rp 600 juta dari Rp 900 juta yang diminta. Ia menerima uang tersebut melalui Agustiani Tio Fridelina, mantan anggota Badan Pengawas Pemilu yang disebut KPK sebagai orang kepercayaan Wahyu dan melalui Saeful, anggota staf dari Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Peneliti Indonesia Corruption Watch, Kurnia Ramadhana, menilai, acara yang bersifat seremonial semestinya dihindari dalam keadaan seperti ini.
”Akan lebih baik jika pimpinan KPK menjelaskan duduk persoalan sebenarnya terkait dengan polemik dalam kaitan perkara yang sedang berkembang,” katanya.
"nasi" - Google Berita
January 21, 2020 at 12:34PM
https://ift.tt/2NJQW24
Harun Masiku dan Nasi Goreng ”Chef” Firli - kompas.id
"nasi" - Google Berita
https://ift.tt/2IdrjUu
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harun Masiku dan Nasi Goreng ”Chef” Firli - kompas.id"
Post a Comment