Bandung - Berawal dari keprihatinan setelah mendengar keluh kesah para pedagang, pemulung, dan pengamen mengenai sulitnya mencari nafkah, Dudy Supriyadi bersama istrinya tergerak membagikan nasi gratis kepada mereka di warung kecilnya, yang telah berdiri di Bandung sejak 12 Oktober 2018.
Awalnya, sekotak styrofoam berisi nasi dan lauk pauk disiapkan sebanyak 20 bungkus. Seiring berjalannya waktu, perlahan setok makanan siap saji bertambah menjadi 30 hingga 50 bungkus.
Bahkan, produksi dapat meningkat setiap hari Jumat, bisa mencapai 70 hingga 80 bungkus.
Semua makanan dia masak bersama istrinya, bermodal dana dari donatur. Pedagang atau siapapun yang numpang lewat dapat mengambilnya secara cuma-cuma, tanpa dipungut biaya.
Hatinya merintih perih menyaksikan tetes keringat yang sudah diperjuangkan para pedagang namun belum membuahkan hasil. Dia merasa perlu membantu orang kecil.
Bagi Dudy, sapaannya, meskipun belum mengenal pedagang secara dekat, setiap orang sudah ia anggap sebagai saudara.
Pada akhirnya sejumlah donatur pun berdatangan, salah satunya penyediaan etalase dilengkapi spanduk.
“Banyak pedagang, pekerja keliling, pemulung dan pengamen yang datang ke warung. Saat saya tanya apakah sudah sarapan, kebanyakan mereka itu belum sarapan karena belum memiliki uang, dagangannya belum laku atau belum ada pelanggan,” tutur pria berusia 50 tahun ini kepada Tagar di Bandung, Senin, 7 Oktober 2019.
Sebelum mendapatkan donatur, dia hanya menggunakan etalase kecil seadanya di atas meja reot yang pernah diterpa banjir. Dudy sempat khawatir, meja tersebut sewaktu-waktu bisa saja roboh karena sudah keropos.
Saat itu, pria yang telah bekerja lebih dari dua dekade di salah satu stasiun radio Kota Bunga, tak memiliki dana bengak untuk melakukan peremajaan benda di rumahnya. Mulut dan hatinya selalu mengucap doa yang baik-baik, hingga pada akhirnya ada dermawan yang memerhatikannya.
“Pada akhirnya sejumlah donatur pun berdatangan, salah satunya penyediaan etalase dilengkapi spanduk, sehingga terlihat lebih rapi dan bersih,” ucapnya tersenyum.
Pria yang juga menjalani profesi sebagai guru pengajian ini menceritakan, dia sempat dibisiki salah seorang pedagang yang kerap mengambil makanan di warungnya.
Salah satu dari mereka mengharapkan porsi nasi dapat ditambah, sehingga rasa kenyang dapat bertahan lama hingga di atas 7 jam.
“Ada yang meminta ke saya. Pak kalau bisa nasinya lebih banyak, jadi sarapan cukup sekali, tapi kuat sampai sore," tutur Dudy menceritakan kembali permohonan salah seorang pedagang tahu Sumedang asal Cicalengka.
Nasi gratis yang dia bagikan, lanjutnya, dikemas menggunakan styrofoam berwarna putih, dilapisi kertas atau bisa juga menggunakan mika plastik lengkap dengan isi lauk pauk beserta air mineral. Semua dilakukan semata demi menghidupi orang lain.
Sebelum matahari terbit, berdua dengan istri tercinta, pria kepala lima itu memasak beragam menu berbeda setiap harinya yang akan diperuntukkan untuk orang lain.
"Ada nasi, oseng telur, dan sayuran, ditambah air minum dan buah-buahan. Ada kalanya nasi dan ikan goreng, sayur, pisang, lengkap dengan air minum," tutur pria beruban itu.
Saya berharap dengan adanya nasi gratis ini bisa menjadi satu pola subsidi bagi mereka. Kemudian berbagi berkah.
Seingatnya, kegiatan sosial berupa pemberian nasi gratis sudah berjalan lancar selama setahun kemarin. Tepat pada Sabtu, 12 Oktober 2019, Dudy dan istri merayakan pencapaian mulia ini dalam 12 bulan terakhir.
"Nasi gratis telah berhasil menyalurkan sedikitnya 9.000 boks kepada yang membutuhkan," tuturnya dengan tersenyum lepas.
Dudy merasa "ibadah" ini tidak akan berjalan mulus tanpa adanya bantuan sosial dari orang-orang sekitar. Banyak penduduk yang pada akhirnya merasa iba, sangat penting untuk meringankan beban penderitaan orang lain meskipun belum kenal mendalam secara personal.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang sudah membantu, baik dalam bentuk uang, bahan makanan, seperti beras, tahu, tempe, maupun dalam bentuk nasi bungkus yang sudah jadi. Sehingga sehari bisa mencapai 30 sampai 70 boks per bungkus yang dapat diambil langsung bagi yang ingin makan,” ujar dia.
Melalui motto yang tertulis di spanduk "Siapapun boleh ambil dan boleh isi", Dudy mengharapkan pembagian nasi gratisnya dapat menggerakkan ataupun menjadi motivasi bagi orang lain di berbagai daerah untuk peduli dengan nasib rakyat jelata.
Sehingga, kata dia, semakin banyak nasi gratis dimana-mana, kian banyak pula orang yang tertolong untuk bertahan hidup.
“Saya berharap dengan adanya nasi gratis ini bisa menjadi satu pola subsidi bagi mereka. Kemudian berbagi berkah,” ujarnya di Komplek Bumi Panyileukan Blok q4 No. 5 Cibiru, Bandung.
Untuk merayakan setahun berdirinya nasi gratis, Dudy melakukan selamatan dengan pedagang-pedang yang bersedia menghadiri acara ini. Selain itu, dia dan istri juga membuka pintu bagi kehadiran anak yatim.
“Pada acara setahun nasi gratis pada Sabtu, 12 Oktober 2019, saya mengisi dengan doa dan makan bersama para pemulung, pedagang dan pekerja keliling, anak yatim, para donatur, jurnalis para peliput dan para tetangga terdekat dengan harapan antara penerima dan pemberi nasi gratis dapat bersilaturahmi dan bertatap muka,” tutur Dudy di Bandung. []
Berita terkait
"nasi" - Google Berita
October 20, 2019 at 04:01PM
https://ift.tt/2BobIh9
Nasi Gratis Dudy Penolong Rakyat Jelata di Bandung - Tagar News
"nasi" - Google Berita
https://ift.tt/2IdrjUu
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nasi Gratis Dudy Penolong Rakyat Jelata di Bandung - Tagar News"
Post a Comment